Kejang pada anak merupakan kondisi yang seringkali menakutkan bagi orangtua. Penyebab kejang pada anak bisa beragam, salah satunya adalah akibat dari penggunaan obat resep yang tidak semestinya. Baru-baru ini, sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kejadian kejang pada anak akibat obat resep telah meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.
Studi yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan bahwa antara tahun 2003 hingga 2015, terjadi peningkatan yang signifikan dalam kasus kejang pada anak yang disebabkan oleh obat-obatan resep. Kejadian ini terutama terjadi pada anak-anak usia di bawah 18 tahun.
Kejang pada anak bisa terjadi akibat penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, antibiotik, dan obat penurun demam. Beberapa obat-obatan tersebut dapat memicu reaksi yang tidak diinginkan pada sistem saraf anak, sehingga menyebabkan terjadinya kejang.
Penelitian ini juga menemukan bahwa faktor risiko utama untuk kejang akibat obat adalah usia anak yang lebih muda dan penggunaan obat-obatan tertentu secara bersamaan. Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan tenaga medis untuk lebih berhati-hati dalam memberikan obat-obatan pada anak-anak, terutama pada anak-anak yang masih berusia di bawah 18 tahun.
Untuk mencegah terjadinya kejang akibat obat pada anak, orangtua disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat-obatan tertentu pada anak. Selain itu, penting juga untuk mengikuti petunjuk penggunaan obat dengan benar dan tidak memberikan dosis yang lebih tinggi dari yang dianjurkan.
Kejang pada anak akibat obat bisa menjadi masalah serius yang membutuhkan penanganan medis segera. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan memperhatikan gejala yang muncul setelah anak mengonsumsi obat-obatan tertentu. Jika terjadi kejang pada anak setelah mengonsumsi obat, segera hubungi dokter atau tenaga medis terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis yang tepat.