Akulturasi dengan Tionghoa telah memberikan dampak yang signifikan pada kekayaan budaya Indonesia. Hubungan antara Indonesia dan Tiongkok telah terjalin selama berabad-abad, sehingga tidak mengherankan jika terjadi saling berbagi budaya antara kedua negara tersebut.
Salah satu dampak yang paling terlihat dari akulturasi dengan Tionghoa adalah pada masakan Indonesia. Banyak masakan Indonesia yang terinspirasi dari masakan Tionghoa, seperti bakmi, bakpao, dan cap cai. Kedatangan imigran Tionghoa ke Indonesia juga membawa teknik memasak baru dan bahan makanan yang sebelumnya tidak dikenal di Indonesia, seperti tahu dan mie.
Selain itu, akulturasi dengan Tionghoa juga memberikan dampak pada seni dan budaya Indonesia. Seni wayang orang, misalnya, dipengaruhi oleh seni wayang Potehi dari Tiongkok. Seni kriya Indonesia juga terinspirasi dari seni kriya Tionghoa, seperti ukiran kayu dan batik.
Tidak hanya dalam bidang kuliner dan seni, akulturasi dengan Tionghoa juga terlihat dalam tradisi dan upacara adat Indonesia. Contohnya, perayaan Imlek yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia juga turut diperingati oleh masyarakat non-Tionghoa sebagai bentuk toleransi antar suku dan agama.
Dengan demikian, akulturasi dengan Tionghoa telah memberikan kontribusi yang berharga pada kekayaan budaya Indonesia. Melalui proses saling berbagi dan belajar antar budaya, Indonesia semakin kaya akan ragam budaya dan tradisi yang membuatnya semakin unik dan istimewa.